Script

Jumat, 23 November 2012

Jelajah Kehidupan


Indonesia Paru-Paru Dunia
Makhluk Hidup Berutang kepada Indonesia

                Makhluk hidup planet Bumi berutang kepada Indonesia. Bagaimana mungkin? Bukankah justru Indonesialah salah satu negara pengutang terbesar di dunia?
                Jangan salah tafsir. Pernyataab di atas justru muncul dari hasil pantauan hasil Satelit Terra yang meluncur pada bulan Desember 1999 dan Satelit Aqua yang mengorbit Mei 2002, milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administrations/NASA).
                Pada 21 April 2003, para ilmuan NASA menggelar hasil kompilasi data Satelit Terra yang kontinu memantau daratan serta data Satelit Aqua yang kontinu memantau lautan, selama kurun waktu 2002.
                Pantauan sensor moderate resolution imaging spectroradiometer (MODIS) di kedua satelit NASA tadi berhasil memperlihatkan proses “metabolisme” yang muncul di planet tempat manusia hidup.
                Disadari, proses “Siklus Karbon”berlangsung sepanjang masa. Manusia bernapas menghirup oksigen (O2) yang dipakai  sebagai sumber energi dan mengeluarkan karbon dioksida  (CO2) sebagai gas buangan.
Melalui proses fotosintesis, gas karbon dioksida yang diproduksi oleh umat manusia, serta gas buangan bahan bakar migas kemudian diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di daratan serta oleh biota yang ada di lautan. Selanjutnya, dikonversikan menjadi oksigen dan dihirup kembali oleh umat manusia untu bernapas.
                Sistem kehidupan, jaringan makanan dan energi berlangsung secara berkelanjutan lewat pola fotosintesis ini.
                Berdasarkan pantauan kedua satelit NASA tadi, terlihat bahwa dua wilayah di dunia, yaitu hutan tropis Amazon di Amerika Latin dan wilayah kepulauan tropis Indonesia, merupakan dua wilayah di muka Bumi yang mampu menyerap gas karbon dioksida paling besar, yaitu mencapai sekitar 2,5 kg gas karbon per meter kubik setiap tahunnya.
                Karbon yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan biota laut di kedua wilayah tadi, melalui proses fotosintesis, kemudian dikonversikan kembali menjadi oksigen guna menunjang kehidupan makhluk di Planet Bumi. Dapat dikatakan bahwa wilayah Amazon  dan Indonesia adalah “Paru-Paru Dunia”.
                Ini berarti bahwa sumbangan Indonesia terhadap  kelestarian kehidupan di Planet Bumi adalah mutlak.
                Semua kehidupan dan makhluk hidup di Bumi berutang kepada Indonesia. Itulah sebabnya kiranya kekayaan hutan tropis Indonesia serta terumbu karang di lautan Nusantara harus dipertahankan kelestariannya sebagai  penyerap gas karbon (carbon sink).
                Oleh sebab itulah, maka upaya-upaya pelestarian dan pengelolaan hutan tropis Indonesia, serta kegiatan pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang Nusantara, haruslah menjadi program Dunia, bukan hanya urusan bangsa Indonesia semata.
                Berbagai sumber daya dan dana untuk melestarikan hutan dan laut Indonesia haruslah disediakan oleh seluruh umat manusia di muka Bumi ini. Bila tidak, maka bukan hanya ekosistem Kepulauan Nusantara saja yang akan rusak, tetapi keseuruhan Planet di Bumi bahkan akan mrendekati kehancurannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar